Berkah Berkebun
August 19, 2020
Berkah Berkebun |
Dari apa yang saya lami sendiri bahwa hidup ini mesti ada kegiatan yang nyata, misalnya kerja dikantor, kerja menulis buku, atau kerja apapun yang menjadikan hidup ini menjadi hidup berkah. Adalah kegiatan yang halal bin diridhoi Allah swt.
Awal pertama bulan dirumahkan tanpa penghasilan , yang saya rasakan adalah sedih dan termenung merenungi kehidupan diri saya. Satu bulan, dua bulan berlalu masih boleh tahan , tetap diam dan banyak bengong merenung. Akan tetapin di bulan berikutnya bulan ketiga, satu wacana disampaikan melalui media sosial tentang "Apa yang dapat dikerjakan bagi orang yang pensiun".
Dari situ saya merasa diri saya termasuk yang dalam pembahasan tersebut, dan pada akhirnya saya membuat satu niat "Saya harus keluar dari perasaan terbelenggu dirumah, harus membuat kegiatan dirumah". Nah salah satu yang di idekan istri waktu itu adalah mengajak belanja pot bunga. Sepulang itu saya membantu nya menanam tanaman bunga mawar.
Hari berikutnya saya lakukan sendiri dan satu hari penuh saya jalani dengan tekun dan sampai petang hari. Demikian pula pada hari hari berikutnya, sehingga dalam seminggu sampai pada hari Minggu benar benar saya aktip berkebun dibawah komando istri. Seperti olah raga, banyak keringat keluar, capai lelah dan senang menjalani pekerjaan berkebun ini.
Dari situ saya mulai merasakan bahwa kalau setiap hari saya bekerja banyak keluar keringat macam kemarin itu menjadi lelap tidurnya. Tidak seperti sebelumnya, tiap malam merenungkan nasip dan entah tak jelas kemana arahnya. Inilah yang barangkali disebut sindrom pensiun, tapi saya tidak mau begitu, harus ada pelarian yang positip.
Beberapa manfaat berkah berkebun mulai saya rasakan :
- Dapat menjadi olah raga secara tidak langsung
- Tidur terasa nyenyak dan lelap
- Badan lebih bugar setelah berkeringat
- Pikiran merenung menghilang perlahan
- Hal positip kegiatan yang dapat dilakukan dirumah
- Memberikan keindahan dan kesejukan halaman
- Dapat menambah gairah rasa setiap hari memandang tanaman tumbuh
- Salah satu kegiatan positip yang sama saja beribadah
Berkah Berkebun Bagi Kehidupan
Dalam kehidupan rumah tangga , dengan bersama sama berkerja dengan istri dan anak anak menanam tanaman, membongkar pot dan menyiram serta merawat tanaman semua kegiatan itu menjadikan kluarga kami lebih berkomunikasi dan senang kami melakukannya.
Mungkin inilah yang disebut berkah berkebun, semua senang menjalani dan istirahat siang bersama sama masak , makan bersama santai lah.
Puncak kegiatan berkebun ini adalah kalau ada bunga yang mekar , misalnya anggrek bulan sedang mekar. Trus ada buah yang sedang tua masak siap panen, nah ini pada buah Tanaman Tin, sedang lainnya adalah dari dedaunan saja cukup memberikan kegembiraan kepada seluruh kluarga. Daun pepaya Jepang, daun Kelor, Daun Kemangi, daun Mint, Sayur Sawi dan Pisang sudah berbuah satu tandan.
Semua itu menjadikan apa yang namanya berkah berkebun. Insya Allah.
Perawatan Pupuk dan Siraman
Tanaman pun kalau dapat berkomunikasi hendak berbicara bahwa dia butuh disiram, dia minta makan enak dengan pupuk unsur hara yang dia perlukan, Dan kalau boleh berkomunikasi lagi tanaman minta dirawat dilihat bunga mekarnya, daun muda kuncupnya, bakal buah yang membesar, buah mudah sudah masak. Semua itu menjadi bahan alat komunikasi antara tanaman dengan tuannya.
Maka seringlah bertandang ke taman halaman rumah untuk berkomunikasi dengan semua tanaman tanaman kamu. Ada hasilnya , sekali kali coba deh. Disaat sela waktu, paling bagus pas sore petang hari setelah selesai mandi menunggu Maghrib nah itulah gunakan bercakap dengan apa yang kamu tanam.
Sungguh lah ada sesuatu yang seolah memberi jawaban haslus melalui bunganya, buahnya , dan kuncup daunnya.
Konon menurt Quaran tanaman pun bertasbih kepada Allah Yang Maha Pencipta. disebut dalam surah Al Isra ayat :44
"(Bertasbih kepada-Nya) memahasucikan-Nya (langit
yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Dan tak ada) tiada (suatu pun)
di antara semua makhluk (melainkan bertasbih) seraya (memuji kepada-Nya)
artinya mereka selalu mengucapkan kalimat subhaanallaah wa bihamdihi (tetapi
kalian tidak mengerti) tidak memahami (tasbih mereka) karena hal itu dilakukan
bukan memakai bahasa kalian. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun) karena itu Dia tidak menyegerakan azab-Nya kepada kalian, bila
kalian berbuat durhaka". (Al Isra,44)