Sultan Al Fatih DiDidik Kluarga Untuk Menjadi Champion
July 28, 2020
Mehmed II, usia 12 tahun dinobatkan menjadi raja |
Bukan dianya bagaimana , akan tetapi bagaimana orang tuanya mendidik sehingga menjadi anak yang champion itu. Bukan lantaran sebagai kluarga kerajaan atau orang kaya. Melainkan manusianya yang mempunyai kedisiplinan dan prinsip yang kuat.
Tambahannya lagi ajaran agama yang kuat sehingga bekal iman dan ketaqwaanya kuat.
Apa yang dapat diketahui untuk menjadi inspirasi kepada pembaca setia? berikut ini.
Apa yang dapat diketahui untuk menjadi inspirasi kepada pembaca setia? berikut ini.
- Al Fatih muda di ajar oleh guru yang didatangkan yang terbaik dijamannya yaitu Molla Gurani dan Sheik Muhammad Syamsuddin bin Hamzah. Pertama karena enggan untuk niat belajar, maka sang guru mencambuknya, sehingga Al Fatih muda menjadi takluk kepada gurunya dan menurut untuk belajar Al Quran. Sejak itu pula Sang guru menjadi bapak kedua dan sayang kepadanya luar dalam. Maka satu hal dalam hidup ada bapak biologis dan bapak guru mereka keduanya harus dihormati dialah yang mendidikmu. Pada akhirnya kedua orang tua asuh inilah yang banyak berpengaruh terhadap karakter Al Fatih nantinya.
- Orang tuanya memberikan pengajaran menjadi sosok pemimpin yang terlatih, melalui training langsung "learn by doing". Al Fatih muda usia 11 tahun di beri tugas memimpin satu wilayah, sebagai pelatihan untuk menuju tahta kerajaan. Benar setlah tak sampai dua tahun kemudian , ayahnya Raja Murad II memberikan tahta kerajaanya kepada Mehmed , yang terkenal dengan nama Sultan Muhammad Al Fatih = Sang Penakluk.
- Al Fatih kecil dididik ilmu pengetahuan umum, leadership pasti, matematika, ilmu politik dan tentu agama yang kuat. Sehingga dapat mumpuni secara mandiri pada akhirnya ketika diangkat mengganti ayahnya.
- Ditempa berbagai ujian dan sekaligus ebagai latihan oleh keluarga Wangsa Usmaniyah, dengan dibantu kluarganya yang lain.
- Penanaman satu prinsip untuk membuktikan bizharah Rosulullah Nabi Muhammad saw bahwa suatu ketika penaklukan Konstantinopel adalah sebaik baik perang, dan pemimpinnya sebaik baik pemimpin, sedang pasukannya sebaik baik pasukan. Paham ini diinstruksikan untuk diinject kepada Al Fatih muda sehingga sudah membara bara sejak dini. Pada saatnya diperlukan sifat ini akan muncul dengan otomatis ketika diperlukan oleh situasi mendesak, misalnya saat orang lain lemah atau payah, maka Al Fatih akan memompa semangat , di amengganti memimpin dan memberikan instruksi yang belum pernah dilakukan oleh para panglima perangnya.
Empat Perkara Bijak Al Fatih - Selalu mengingat akan Allah dan rosulnya. Tidak lepas ibadahnya, sunah nya , Tahajudnya, Khatam Qurannya sampai dijadikan 4 perkara yang dipahat didinding masjid.
- Latihan Fisik yang rajin sehingga mampu menghadapi situasi medan pertempuran yang sangat melelahkan.
- Belajar strategi berperang dan memilih partner perancang senjata meriam yang terkenal saat itu. Mengambil orang ahlinya musuh dibayar berlipat lipat oleh Al Fatih, ini menunjukkan dapat melihat masa depan, bayaran tiada apanya dibanding hasil yang akan dia capai. insya Allah.
- Selalu bersujud syukur kepada Yang Maha Kuasa , Allah Aza wa Jalla dengan sangat rajinnya ber salat sunat Tahajud, membaca Al Quran dan melalukan sedekah kepada masyarakat sekitarnya.
Hwo to be a successful family
Inspirasi Bagi Kluarga Dalam Mendidik Putra Putrinya Jaman Now
Banyak inspirasi menurut saya dari apa yang telah dijalani oleh Sultan Muhammad Al Fatih.
- Terhadap pelatihan anak anak kita dirumah, jangan asal mencari guru ngaji yang hanya sekedar dapat membaca Al Quran, seyogyanya mencari yang mengetahui ilmu membaca Al Quiran dan agamanya, cara mendidiknya anak menjadi mudah membaca Quran.
- Terhadap pendidikan di sekolahnya, jangan asal mencarikan guru les. Tunjukkan atau carikan guru les privat yang mumpuni. Biasanya mahal, soal ini relatif . Kalau dia guru yang bermutu banyak dibutuhkan tentu naik tarifnya. Wajarlah...tapi ingat lihat kelak hasilnya.
- Memberi injection kepada satu pemahaman sejak dini, yaitu menaklukkan Konstantinopel. Bagaimana kalau anak anak kita diberikan satu pemahaman, kamu harus menjadi manusia yang mandiri, ciptakan sesuatu yang berguna untuk orang lain, dan sebagainya.
- Melatih leadership dari sejak kecil , usia 11 tahun sudah diberikan latihan memimpin satu wilayah. Meski dibantu kluarganya. Tapi ini adalah pelatihan leadership kala itu, sebab tidak ada kursus yang bisa mengirim anak ke sana.
- Agama menjadi hal yang paling basic dalam kehidupan Al Fatih, bayangkan saja selalu segala nya di kaitkan dengan Rosulullah. Sering puasa, tahajud dan baca Quran. Satu contoh yang sulit ditandingi kalau tidak dipaksa orang tua, kalau jaman now. Banyak pengaruh luar sudah menuju ke dalam jiwa duluan,,, Korea , Game, Gadget.
- Sekaligus menjadi satu pemimpin yang bersatu dengan masyarakatnya sekali, dalam memimpin pertempuran dia ikut, ke laut ikut, ke bukit dua dulu, ke depan medan tempur dia duluan. Sosok yang pemberani dan penuh keyakinan untuk sukses. Satu penanaman "mental Sukses" itu sangat penting mengingat sifat dari dalam jiwa itu akan memberikan semangat dan energi yang dahsyat.
- Persentase prinsip hidup selalu berdekat dengan agama, Quran, Puasa dan Rosul Mihammad saw dan Gurunya Syeikh Muhammad Syamsuddin bin Hamzah. Artinya nak tidak lupa siapa yang membesarkannya. "Kacang tidak lupa Lanjaran"
Kalau saya berpendapat dia memang seolah manusia pilihan Allah untuk melebarkan agama Islam ke sekitarnya bahkan pandangannya prinsipnya dikenal sehingga seluruh dunia. Ini bukankah sudah menginspirasi semua orang yang membacanya mempelajarinya.
Numpang ayat ayat bijak menurut saya:
"Janganlah berbangga diri mempunyai kelebihan, karena semua itu dari dan milik Allah Sang Pencipta.
"Janganlan melihat Kekurangan orang, melainkan lihatlah Kelebihannya, akan tetapi juga lihatlah kekurangan dirimu untuk diperbaiki"