Remote village full of memories
January 3, 2018
Lebong
Mengapa saya sebut penuh kenangan?
Ya , betapa disana adalah satu tempat penuh dengan kenangan sejarah :
- Sumber emas yang di ambil untuk Monas.
- Belanda pernah menambang emas di sana
- Menjadi Kekayaan sumber daya alam Indonesia
- Maknanya menjadi museum alam nyata di lapangan dengan peninggalan yang ada : rel kereta api, Tickener pemrosesan emas.
Bukan saja satu lokasi Lebong. Akan tetapi Lebong Donok, dan Lebong Simpang. Dimana kedua lokasi ini penuh dengan sumber daya emas.
Lobang Tambang
Lobang Belanda |
Rata rata lobang bekas Belanda , masih menunjukkan urat emas yang potensi. Hampir batuan yang terambil pada masa itu mempunyai kadar di atas 12 gram/ton emas. Artinya dalam batu satu ton mengandung emas 12 gram sampai 40 gram.
Adularia |
Tercatat oleh saya setelah dimasukkan ke test lab.
Patutlah hasil produksi daerah ini mencapai 1.3 juta Oz. karena High grade Quartz vein. Lihat betapa bagusnya batuan yang ada.
Tentu Geologist Belanda bukan kacang kacang yang datang ke mari. Maka ada Van Benmelem yang menjadi Bapak Geologist Indonesia dan Dozzi penemu Freeport di Tembaga Pura.
Menurut ahli Geologi, bahwa jebakan emas di Lebong merupakan Low Sulphidation Epithermal Gold Deposit Quartz Vein. Model jebakan emas semacam ini banyak dijumpai di seluruh wilayah di Indonesia termasuk di daerah ini.
Kesampaian lokasi
Secara teritorial Lebong Simpang termasuk dalam wilayah Desa Mangkurajo, Kec. Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu, Pulau Sumatra bagian Tengah. Waktu Indonesia Bagian Barat.
Kabupaten ini merupakan pemekaran wilayah pemerintahan dari Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten ini tercatat lahir pada 18 Desember 2003.
Untuk menuju ke lokasi ini, perjalanan dari ibu kota Jakarta ke Bengkulu. Dari Bengkulu, kota bersejarah bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Menuju ke Kabupaten Lebong, dengan kendaraan darat, selama 10 Jam.
Jalanan mulus aspal halus. Namun tidak dapat terlalu laju, karena melalui jalan berliku, perkampungan penuduk. Sering terjadi ada acara lokal kampong.
Yang pastinya jalanan untuk trafik laju, terlalu sempit. So sebaiknya perlahan selamat sampai tujuan di Lebong biar tengah malampun.
Emas Monas dari Lebong
Monumen Nasional Jakarta |
Hampir diperkirakan seberat 16 KG emas datang dari daerah Lebong. Sayangnya lebong yang mana tidak dirinci , yang secara lebih jelas.
Lebong memang merupakan daerah penuh sumber daya logam mulia emas. Dengan begitu pendapatan daerah ini seyogyanya cukup lumayan. Kalau setiap penghasilan hasil tambang memberikan kontribusi tribute. Melalui pajakan yang disetor oleh setiap industri senantiasa akan mengisi kas daerah dan pusat.
Flora dan Fauna
Bukan saja sumber daya alam bawah permukaan saja. Namun banyak hasil bumi hutan Lebong ini. Kayu masih banyak dihutan, Hewan liarpun kira masih.PanteraTigris |
Hewan hutan Sumatra ini sekarang hampir sedikit tinggal. Maka sangat dilindungi. Bahkan oleh orang dikampong sudah paham akan aturan alam satu ini.
Semua memahami akan pentingnya menjaga alam. Bersahabat dengan alam, Menjaga keseimbangan alam. Termasuk masyarakat di sana, sudah sangat tahu dan paham kalau Harimau Sumatra dilindungi. Bahkan sampai ke dunia.
Jangan hanya bicara binatang penghuni hutan Sumatra. Balack pun masih banyak disimpan di ujung bukit disana. Dari ukuran 30 inch ke atas semua masih tersedia. Meski menjadi daerah terlindungi dan sebagai Protected Forest secara dunia. Namun keadaan yang remote, masih dapat dijumpai ilegal logging. Secara tradisional dan kampong.
Hanya dengan sepeda motor dapat mereka angkut beberapa belah kayu dengan ukuran hampir satu papan normal. Alhasil dapat satu gambar oleh kamera saya.
Bukan hanya menjadi tambahan perusak hutan alam dilindungi itu. Namun jadi dilematisme antara alasan kebutuhan perut makan dan pemeliharaan lingkungan hutan. Kalau sudah begini mau bertanya kepada siapa. Hanya kesadaran kita masing masing sampai ke akar paling bawah.
Remote village full of memories
Thickener |
Di Lebong Simpang , perjalanan 5 jam jalan kaki melintas bukit dari desa Mangkurajo. Dijumpai dusun di tengah belantara Lebong Simpang.
Satu Thickener , alat pemrosesan emas sistim grafitasi yang digunakan jaman pendudukan Belanda. Rupanya kurang berhasil dan akhirnya dibuatlah jalan kereta api.
Inilah bukti sejarah mengungkap , apa yang terjadi di masa lalu akan kekayaan bumi pertiwi yang seakan tidak habis. Betul masih tersisa di sana. Tentu perlu disurvey secara teknikal dengan betul. Ini sudah masuk bagian inventarisasi kekayaan sumber daya alam.
Nah sekarang sejarah menjadi kenangan masa lalu bangsa Indonesia. Adanya rel kereta api jaman dahulu untuk mengangkut batu mengandung emas. Untuk dibawa ke pabrik pengolahan di Lebong Donok.
Museum alam ini tertinggal hanya bekas jaluran rel kereta api, dan jembatan rel itu saja. Namun jelas sisa masa penjajahan Belanda masih tampak.
Ada sisa bangunan pemrosesan emas . Tickener adalah sisa nyata benda yang dulu dipakai oleh orang Belanda memisahkan emas dari batuan.
Alat tersebut sekarang terbengkelai bagai monumen, museum alam di tengah hutan di Lembah Simpang.
Mungkin tidak berhasil baik, maka sebagian besar akhirnya di angkut ke arah Pabrik di Lebong Donok.
Sehingga diberi nama Kacamata karena ada dua lobang berdekatan. Itu warisan penjajah Belanda, ketika membuka bukit sumber emas di daerah ini.
Konon sejak dikenali oleh penjajah Belanda saat itu, sudah mencapai 1,3 Juta Oz emas di keluarkan dari daerah Lebong.
Kurang pasti dari sumber mana saja, Pastinya bahwa daerah Bengkulu telah memberikan arti bagi penjajah Belanda saat itu. banyak foto lama yang masih dapat di cari di dunia maya.
Sejak 1906 sehingga 1936 pabrik pengolahan emas di Lebong sudah bekerja. Dimana pada masa itu sudah diperkenalkan cairan kimia untuk memisahkan emas dari batuannya.
Lebih jauhnya lagi , cerita masa kini bahwa kemudian emas sumatra ini di rebut oleh penjajah Jepang. Dibawanya melalui jalan Laut, lewat Phillipina, Malaysia dan Thailand menuju Jepang.
Banyak foto terpampang di sebuah penginapan di Bengkulu. Bahkan juga di dekat desa Muara Aman di ibukota Kabupaten Lebong.
Foto foto itu menunjukkan bahwa kekayaan sumber daya emas di Lebong sangat menggiurkan bagi Geologist Belanda waktu itu. Berikut foto jaman dulu.
Beberapa adat di kampong yang dilakukan jaman dulu. Juga memberi warna keadaan pada masa itu.
Foto di ambil dari berbagai sumber , hotel penginapan, mbah google dan orang di kampong Lebong Donok, Muara Aman.
Ini membuktikan bahwa satu daerah nun jauh dari pusat Jakarta yang sekarang menjadi ibu kota Republik Indonesia ini.
Pada jaman dahulu pernah menjadi suatu tempat yang cukup patut dipandang. Bukti foto jaman dahulu sudah tampak.
Memang bukan saja meriah namun kehidupan sudah layak sebagai kota tambang pada masa itu.
Masa jaya daerah Lebong pada tahun 1906 sampai dengan 1936. demikian karena emas berkadar tinggi sudah mencapai kedalaman yang cukup dalam.
Tercatat ada 12 terowongan mendatar, dengan jarak masing masing ada 25 meter dalam. Jadi kalau 12 x 25 ada sekitar 300 meter dalam. Namun ada dua terowong yang jaraknya 50 meter.
Sungguh sudah cerdas pada masa itu orang Belanda. Bahkan kalau pernah melihat gambar stetsa terowong tambang di lobang Kacamata , itu terbuat secara rapih tergambar secara teknis dengan ukuran dan pengukuran survey.
Maknanya teknologi pertambangan, sudah maju saat itu.
Alat tersebut sekarang terbengkelai bagai monumen, museum alam di tengah hutan di Lembah Simpang.
Mungkin tidak berhasil baik, maka sebagian besar akhirnya di angkut ke arah Pabrik di Lebong Donok.
Lobang Kacamata
Lobang Kacamata |
Konon sejak dikenali oleh penjajah Belanda saat itu, sudah mencapai 1,3 Juta Oz emas di keluarkan dari daerah Lebong.
Kurang pasti dari sumber mana saja, Pastinya bahwa daerah Bengkulu telah memberikan arti bagi penjajah Belanda saat itu. banyak foto lama yang masih dapat di cari di dunia maya.
Sejak 1906 sehingga 1936 pabrik pengolahan emas di Lebong sudah bekerja. Dimana pada masa itu sudah diperkenalkan cairan kimia untuk memisahkan emas dari batuannya.
Lebih jauhnya lagi , cerita masa kini bahwa kemudian emas sumatra ini di rebut oleh penjajah Jepang. Dibawanya melalui jalan Laut, lewat Phillipina, Malaysia dan Thailand menuju Jepang.
Proses Emas sejak 1906 - 1936
Dari cerita sejarah, Bahwa jaman pendudukan Belanda se abad yang lalu sudah terdapat proses emas. Daerah ini menjadi pusat peleburan emas di kala itu.Banyak foto terpampang di sebuah penginapan di Bengkulu. Bahkan juga di dekat desa Muara Aman di ibukota Kabupaten Lebong.
Foto foto itu menunjukkan bahwa kekayaan sumber daya emas di Lebong sangat menggiurkan bagi Geologist Belanda waktu itu. Berikut foto jaman dulu.
Lobang Kacamata 1934 |
Lebong Jaman dahulu |
Beberapa adat di kampong yang dilakukan jaman dulu. Juga memberi warna keadaan pada masa itu.
Foto di ambil dari berbagai sumber , hotel penginapan, mbah google dan orang di kampong Lebong Donok, Muara Aman.
Ini membuktikan bahwa satu daerah nun jauh dari pusat Jakarta yang sekarang menjadi ibu kota Republik Indonesia ini.
Pada jaman dahulu pernah menjadi suatu tempat yang cukup patut dipandang. Bukti foto jaman dahulu sudah tampak.
Memang bukan saja meriah namun kehidupan sudah layak sebagai kota tambang pada masa itu.
Masa jaya daerah Lebong pada tahun 1906 sampai dengan 1936. demikian karena emas berkadar tinggi sudah mencapai kedalaman yang cukup dalam.
Tercatat ada 12 terowongan mendatar, dengan jarak masing masing ada 25 meter dalam. Jadi kalau 12 x 25 ada sekitar 300 meter dalam. Namun ada dua terowong yang jaraknya 50 meter.
Sungguh sudah cerdas pada masa itu orang Belanda. Bahkan kalau pernah melihat gambar stetsa terowong tambang di lobang Kacamata , itu terbuat secara rapih tergambar secara teknis dengan ukuran dan pengukuran survey.
Maknanya teknologi pertambangan, sudah maju saat itu.
Additonally Lebong
Sebagai suatu daerah penuh dengan kesan sejarah jaman dahulu. Maka layak daerah Lebong menjadi tempat wisata sejarah. Baik untuk sekolah maupun profesional. Apa yang dapat di sampaikan pesan terhadap student kira kira adalah :- Adanya banyak sumber daya emas di beberapa lokasi Lebong Donok, Lebong Simpang, Tambang Sawah, Tik Tambok, Belimau dan lainnya merupakan pusat pusat lokasi yang dapat menjadi titik study bagi Universitas , Bagian Fakultas Geologi, Geologi, Geografi dan Mineral.
- Untuk tingkat sekolah Lanjutan Atas boleh menjadi tempat study remote atau study secara alam bahwa disitu lah tempat terdapatnya emas. Ambilah cerita dari Geologist , atau dari laporan yang tercatat. Bahwa ada pelajaran tantang Geografi dan Mineral di sana secara langsung dilapangan.
- Museum alam. Sebagai museum umumnya di dalam Gedung . Nah sekarang ini Museum Alam. Semua atas apa yang ada di alam. Emas terutama yang jelas tampak. Lantas bagaimana pengambilannya , pemrosesannya dan disiplinnya profesi apa, semua di jelaskan oleh pengawal Guru. Penjelasan dapat mencari laporan tercatat.
- Rekreasi Sejarah: Tempat ini dapat menjadi suatu komplek rekreasi sejarah. Sangat pekat atau penuh sejarah di sini. Bengkulu ingat proklamator Bung Karno, Di Lebong Penjajahan Belanda telah maju teknologinya. Semua dapat di ambil makna dan pelajarannya.
- Yang pastinya Pendapatan daerah masuk. Namun interstudy antarstudy akan menjadi pertukaran budaya se Indonesia kalau perlu. In Shaa Allah Bengku dan khususnya Kabupaten Lebong dapat menjadi maju dan berjaya makmur rakyatnya sejahtera semuanya. amin.
- Lihat foto foto indah nan natural berikut ini.